Sabtu, 04 Februari 2017

Cerpen "Broken home" Tugas bahasa indonesia

Cerpen Bahasa Indonesia "Broken Home" - Seperti yang udah pernah ane bilang di blog pembukaan dulu. ane bakal share tugas-tugas sekolah ke akun blog ini. cerpen ini salah satu tugas sekolah yang disuruh guru bahasa indonesia ke ane. lumayan lah buat kalian yang nyari contoh ataupun yang nyari inspirasi buat membuat cerpen. langusng ah mangga diliat....

BROKEN HOME
Karya:Angga Gemilang

Image result for broken Home
Di saat aku termenung di ujung ruang. Berselimutkan sayatan dingin angin malam ini. Paras yang seolah mencerminkan kebahagia-an, namun jiwa ini telah hancur berkeping-keping. Memang, dengan usiaku yang baru menginjak 10 tahun, tak seharusnya aku mengalami peristiwa yang teramat pahit. Namun inilah kehidupanku!         
Jam dinding tua di kamarku berbunyi hingga 10 kali tanda malam itu tepat pukul 22.00 WIB. Mata ini tak mau untuk memejam. Entah karena memang enggan untuk terlelap atau karena telingaku bising akan cekcok antara dua manusia paruhbaya berlain jenis. Yayaya, merekalah orang tuaku. Masih saja seperti anak kecil, tidak pernah bisa menyelesaikan masalah tanpa bertengkar. Seolah terbiasa mendengar mereka beradu mulut, aku hanya diam mengintip dari celah pintu kamarku. Batinku meronta seakan ingin melerai dan menghentikan pertengkaran itu. Namun, aku kembali berfikir atas resiko yang akan aku dapatkan jika melakukan kebodohan itu. Hingga pada suatu hari terdengar teriakan ayah beberapa kali kepada bunda “Dinda, mulai sekarang kita cerai!” Tampak, ibu menangis mendengar perkataan ayah. Disisi lain, aku hanya bisa terdiam melihat semua kejadian itu terjadi begitu saja. Tiba-tiba mereka menghamipiriku di balik pintu kamar dan menyuruhku untuk memilih untuk ikut ayah atau ibu. Tanpa pikir panjang aku langsung memutuskan bahwa aku akan ikut dengan ayah. Ibu terlihat sangat kecewa atas keputusanku. Namun ibu tak bisa melawan dan tak bisa berbuat apa-apa. Mulai sejak saat itu aku tinggal bersama ayah di jakarta dan melarangku untuk menemui ibu kandungku di bandung. Itulah awal dari kebahagianku yang mulai menghilang.
               
Sayang, sepertinya aku salah memilih ayah sebagai tujuan hidupku. 8 tahun kemudian ayahku memutuskan untuk menikah lagi, sebenarnya aku tidak setuju, namun apa boleh buat. aku tidak ingin membuat ayah kecewa. Namun, disisi lain akulah yang kecewa terhadap keputusan ayah. Keadaan bukannya semakin membaik, justru sebaliknya. aku merasa perhatian kedua orang tuaku semakin berkurang. Apalagi setelah adik tiriku lahir. Prestasi toni lambat laun jadi menurun. Tidak aku sangka kehidupanku akan seperti ini. Orang tuaku berpisah di saat aku harus bertarung demi masa depanku. Kejiawaanku mulai tak tenang. Aku hanya bisa mencetak diri sebagai pemuda yang pemurung dan penuh beban yang menutupi semuanya dengan senyum palsu. Tak ada yang bisa aku jadikan sebagai tempat curhat dan pelampiasan. meski memiliki teman terbaik sekalipun, kadang mereka tidak sepenuhnya mengerti keadaan aku. Bisa jadi dia tidak paham akan kondisi kita atau dia juga dalam masalah yang sama atau masalah yang lain. Meski dikelilingi teman-teman yang baik, ada kalanya, anak broken home benar-benar merasa kesepian. Tidak ada yang lebih sempurna, dibanding kasih sayang orangtua. Namun, setelah sekian lama mencari. Aku akhirnya menemukan tempat yang pas untuk dijadikan pelampiasan. yaitu dengan cara merokok, meminum alkohol dan berpesta. aku merasa bahagia dengan semua itu. Semua bebanku terasa menghilang ketika melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk itu. Aku  tidak takut orang tuaku tahu, karna aku tahu bahwa ayah dan ibu sama sekali tidak peduli terhadapku.
           
Sekarang aku sudah menginjak usia 18 tahun aku pun sudah menginjak pendidikan di universitas. Aku memilih untuk ngekost bersama temanku di dekat tempat kuliahanku. Selain bisa menghemat waktu untuk pergi ke tempat kuliah. Aku bisa menghindar dan menjauh dari keluarga baruku. Di kost’an bertahun-tahun aku menjalani kebiasaan buruk itu. hingga pada suatu saat aku bertemu dodi, dialah teman kuliahku. Walaupun kita ada di posisi yang sama. Tapi hidup dia jauh lebih baik dariku. Hidupnya pun lebih berwarna dariku. Kemudian aku bertanya kepadanya “dod, lu kok bisa bahagia sih? padahal nasib kita kan sama, sama-sama jadi anak broken home.” Dodi hanya tersenyum dan menceramahiku “Ton, lu harus tau, nasib kita tuh gak seberapa dibanding orang lain. Buka lebar-lebar mata lu! Di luar sana banyak anak yang sama sekali gk punya orang tua. Nah, sedangkan kita, kita masih punya orang tua. Walaupun gk sepenuhnya orang tua kandung, tapi semestinya harus bersyukur masih ada yang peduli hidup kita. Bayangin kalau lu ada diposisi mereka! masih mau protes... Lu punya agama? Tanya Dodi. “punya!” jawab toni. Sekarang daripada lu foya-foya gak jelas. Mending lu coba dekatkan diri pada tuhan YME. Dijamin hidup lu gk bakalan kosong, hidup lu pasti lebih berwarna!” Pungkas Dodi.


Hingga sejak saat itu, aku mencoba untuk merubah segala kebiasaan buruk dan lebih mendekatkan diri kepada allah SWT. Ku biasakan untuk memperbanyak ibadah kepada allah dan membiasakan diri untuk bersedekah kepada orang yang membutuhkan. Sejak itu pun aku jadi aktif dalam berbagai organisasi. Semua itu aku lakukan hanya untuk mengalihkan kebiasaan burukku menjadi lebih bermanfaaat. Hidupku pun berubah 180 derajat. Hidupku terasa lebih berwarna. Tidak ada lagi yang namanya kesepian. Aku mulai mengenali lagi apa itu arti kebahagiaan. Termakasih Ya Allah. aku sangat bersyukur kau telah mempertemukanku dengan dodi. Dialah penyelamat hidupku. dia adalah sahabat terbaik di dunia. Aku sangat berhutang budi padanya.

Sejak hari itu pula, aku berusaha untuk menerima keadaan. Aku mencoba untuk bisa beradaptasi. Mencoba untuk mencintai keluarga baruku. Aku senantiasa untuk lebih dekat dengan keluarga. mencintai dan mengasihinya dengan segala kekurangan dalam hidupku. dan ternyata rencana ku berhasil. Aku tidak lagi dicampakkan keluargaku. Aku sangat menyesal telah melakukan ini sejak lama. Aku malah meninggalkan mereka. Aku sangat meminta maaf kepada keluargaku, sebenarnya aku tidak tau apa yang sebenarnya terjadi. Mereka selalu mengkhawatirkankku. Namun karna sikap ketidakpedulianku aku tidak menggubris kekhawatiran mereka. Aku mengucapkan beribu maaf kepada kalian berdua! Aku pun berlutut dihadapan ayah, sembari menangis aku memohon kepada ayah agar aku bisa bebas bertemu ibu kandungku. hingga akhirnya hati ayah pun terenyuh. Dan memperbolehkanku untuk bebas bertemu ibu kandungku kapanpun dan dimanapun. dimulai dari sejak itu, aku sering mengunjungi rumah ibu, bahkan sebaliknya.

Sekarang hidupku benar-benar seperti remaja-remaja lain. Tidak ada lagi kekosongan dalam hidupku. Aku tidak tau saja mengapa engkau memutuskan untuk menikah lagi. Aku tidak tahu kalau ayah menikah lagi hanya karna takut aku kesepian. Karna sehari-hari ayah selalu berangkat pagi pulang malam. Tiada waktu untuk menjaga dan menemaniku, maka dari itulah ayah menikah! Untuk kesekalian kali. Aku minta maaf yah, aku telah berburuk sangka kepadamu. Diriku tidak salah memilihmu sebagai tujuan hidupku. Aku sangat bersyukur!

Untuk kalian di luar sana, ingatlah bahwa kalian masih memiliki kedua orang tua, mungkin kedua orang tua kalian telah berpisah, tak lagi tinggal di satu rumah. Tapi, cinta mereka akan terus mengalir untuk kalian. Kalian masih memiliki mereka sebagai orang tua kalian. Kasih sayang mereka pun akan tetap tercurah untuk kalian .Jangan lagi menganggap hidup kalian tak utuh. kalian harus meyakinkan diri kalian bahwa kalian kuat dan mampu dalam menghadapi persoalan ini. Bukankah sudah cukup kalian melihat mereka terbebani dengan masalah mereka? Apa kalian ingin melihat kedua orang tua kalian bersedih lalu juga terbebani karena kalian? Janganlah kalian terus menerus bersedih. Ingatlah bahwa setelah kesedihan, akan datang kebahagiaan. Mungkin air mata kalian, nantinya akan berubah menjadi senyuman. Perceraian kedua orang tua kalian, bukanlah akhir dari hidup kalian, melainkan awal yang baru bagi kalian, untuk mendorong kalian untuk hidup lebih baik di masa depan. Yakinlah, bahwa Tuhan takkan menguji hambanya jika Tuhan tak yakin hambanya mampu menghadapinya. Kalian diuji karena Tuhan yakin kalian mampu menghadapinya. Semangat!

0 komentar:

Posting Komentar